Zaman sekarang, bisnis ritel adalah salah satu metode marketing yang tengah populer di kalangan pengusaha. Bahkan, usaha ini dinilai sebagai bisnis paling menjanjikan dan berpotensi mendatangkan keuntungan besar. Jika memang demikian, sudahkah Anda memahami dan mengerti lebih dalam apa itu bisnis retail?
Sejarah Perkembangan Bisnis Ritel
Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), mulai berkembang pada kisaran tahun 1930-an sering dengan mulai dikembangkannya perekonomian Indonesia.
a. Masa sebelum tahun 1960-an : Pada masa ini berkembang ritel tradisional jenis independen atau ritel yang dimiliki dan dikelola secara individu.
b. Tahun 1960-an : Pada masa ini, mulai beroperasi format ritel modern department store (mass merchandises) yang ditandai dengan beroperasioalnya Sarinah di Jl. Thamrin Jakarta.
c. Tahun 1970 sampai dengan 1980 : Bisnis ritel modern berkembang dengan format supermarket dan department store, serta drug store. Berdiri ritel modern berupa Matahari, Hero, Pasar Raya, dan Ramayana, serta drug store yaitu berdirinya apotek.
d. Tahun 1990-an : Masa ini merupakan masa perkembangan Convenience Store, High Class Departmet Store, Branded Boutique dan Cash and Carry. Convenience Store yang berkembang adalah Indomaret. High Class department Store dan High Fashion Outlet juga berkembang dengan berdirinya SOGO. Format cash and carry berkembang dengan berdirinya Makro, diikuti oleh retailer lokal dengan format serupa seperti Alfa.
e. Tahun 2000 sampai dengan 2010 : Ritel modern dengan format hypermarket mulai berkembang dan e-retailing juga mulai dikenal. Pada era ini hadir Carrefour dengan format hypermarket. Category Killer dan Factory Oulet berkembang sebagai imbas dari desakan kebutuhan akan barang kualitas tinggi dan harga murah sebagai akibat dari krisis ekonomi. Hadir lipposhop sebagai awal memperkenalkan e-retailing di Indonesia.
f. Tahun 2010 sampai dengan 2020: Era ini adalah era perkembangan hard discounter store dan catalog services. Format hard discounter menggantikan format hypermarket sebagai alternatif ritel yang lebih efisien di tengah persaingan harga yang semakin tajam.
Sehingga pada masa ini menjamur format hard discounter menggantikan format hypermarket yang menawarkan produk sejenis dengan harga 15-30% lebih murah dibandingkan format retail lainnya dan produk private label semakin terkenal.
Barang tahan lama fashion, appliances dan elektronik berkembang melalui format catalog services yang memungkinkan harga lebih rendah karena tidak ada biaya investasi dan operasional toko secara fisik. Perkembangan teknologi komputer memacu perkembangan catalog service melalui e-retailing.
g. Setelah tahun 2020: Merupakan era perkembangan e-retailing dan specialty store. Keberadaan komputer, akses internet, dan smartphone yang semakin merata di Indonesia memacu perkembangan e-retailing yang lebih nyata. Pemesanan dan pembayaran produk dilakukan secara online melalui market place maupun media sosial yang dimiliki pejual. Specialty store juga cenderung berkembang dengan harga yang lebih bersaing.
Sekarang kita akan membahas definisi bisnis ritel
Apa Itu Bisnis Ritel?
Levy dan Weitz, mengumumkan bahwa bisnis ritel atau eceran adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual pada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga.
Pengertian bisnis ritel adalah kegiatan usaha yang melibatkan transaksi penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam jumlah satuan maupun eceran untuk dikonsumsi pribadi dan tidak diperjualbelikan kembali.
Selain itu, sistem kerja yang biasa digunakan pada bisnis ritel adalah menghubungkan produsen utama (grosir besar) dengan konsumen yang melakukan pembelian barang dalam jumlah kecil maupun bentuk satuan.
Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Ritel
Usaha eceran atau ritel memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kegiatannya.
1.Kelebihan usaha ritel yaitu :
- Modal yang diperlukan cukup kecil,namun keuntungan yang diperoleh cukup besar.
- Umumnya lokasi usaha ritel strategis.Mereka mendekatkan lokasi usaha dengan tempat berkumpul konsumen,seperti di dekat pemukiman penduduk,terminal bis atau kantor kantor
- Hubungan antara peritel dengan pelanggan cukup dekat,karena adanya komunikasi dua arah antara pelanggan dengan peritel.
2. Kekurangan usaha ritel yaitu :
- Keahlian dalam mengelola toko ritel berskala kecil kurang diperhatikan oleh peritel.Usaha berskala kecil terkadang dianggap hanyalah sebagai pendapatan tambahan sebagai pengisi waktu luang,sehingga peritel kurang memerhatikan aspek pengelolaan usahanya.
- Administrasi (pembukuan)kurang atau bahkan tidak diperhatikan oleh peritel,sehingga terkadang uang atau modalnya habis tidak terlacak.
- Promosi usaha tidak dapat dilakukan dengan maksimal,sehingga ada usaha ritel yang tidak diketahui oleh calon pembeli atau pelanggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar